Minggu, 07 Oktober 2012

pengertian Penduduk, kebudayaan dan kepribadian


BAB.1 

Pertumbuhan penduduk
Pendahuluan
Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek social, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya. Adapun akibat dari perkembangan ini, telah mengubah cara berpikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Pertumbuhan Penduduk adalah perubahaan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.


Dalam demografi dan ekologinilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus: P=Poe^{kt}

\mathrm{Nilai\ pertumbuhan} = \frac{(\mathrm{populasi\ di\ akhir\ periode}\ -\ \mathrm{populasi\ di\ awal\ periode})} {\mathrm{populasi\ di\ awal\ periode}}

Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio, bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi ketika dimulainya periode. Yang merupakan:
\mathrm{Rasio\ pertumbuhan} = \mathrm{Nilai\ pertumbuhan} \times 100%.

Nilai pertumbuhan penduduk dunia



Ketika pertumbuhan punduduk dapat melewati kapasitas muat suatu wilayah atau lingkungan hasilnya berakhir dengan kelebihan penduduk. Gangguan dalam populasi manusia dapat menyebabkan masalah seperti populasi dan kemacetan lalu lintas, meskipun dapt ditutupi perubahan teknologi dan ekonomi. Wilayah tersebut dapat dianggap “kurang penduduk” bila populasi tidak cukup besar untuk mengelola sebuah sisitem ekonomi (lihat penurunan penduduk).
  1. Perkembangan Penduduk Dunia Menggunakan Tabel

Perkembangan Penduduk Dunia Menggunakan Tabel. Kita bisa lihat tabel dibawah ini yang saya ambil contoh dari tahun – tahun sebelumnya Perkembangan Penduduk Dunia pada tahun 1950 sampai 2008.
China
562,579,779
China
1,333,207,572

USA
152,271,000
India
1,154,845,005


Russia
101,936,816
USA
304,838,948

Japan
83,805,000
Indonesia
238,567,492



Brazil
197,254,181

World
2,555,948,654
World
6,736,383,012
Populasi tahun 1950
Populasi tahun 2008










           Bisa kita lihat rata - rata setiap negera penduduknya bisa bertambah hingga 2x lipatnya. Lalu perkembangan penduduk dunianya bertambah hingga 3x lipatnya. Itu berarti penduduk dunia sangat pesat pertumbuhannya.

Penduduk Masyarakat Dan Kebudayaan

Pertumbuhan Penduduk
Pertumbhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah social ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya. Misalkan dengan bertambah penduduk tidak dapat diimbangi dengan pertambahan fasilitas, maka akan mennimbulkan masalah-masalah, contohnya angka pengangguran akan bertambah tinggi, semakin meningkatnya angka kemiskinan, banyak anak usia sekolah yang tidak tertampung sehingga timbul sebuah kejahatan atau kriminalitas lain dalam hal tersebut.
Adapun perkembangan jumlah penduduk dunia sejak tahun 1830 sampai sekarang dan perkiraan sampai tahuun 2006 adalah sebagai berikut :

Perkembangan penduduk dunia tahun 1830 – 2006
Tahun
Jumlah penduduk
Perkembangan pertahun
1830
1 milyard
-
1930
2 milyard
1%
1960
3 milyard
1,7%
1975
4 milyard
2,2%
1987
5 milyard
2%
1996
6 milyard
2%
2006
7 milyard
2%
Sumber : Iskandar , Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia

Jika dilihat dari table diatas pertumbuhan penduduk semakin cepat. Sebanding dengan penggandaan penduduk (double population) jangka waktunya pun makin singkat. Bertambah cepatnya penggandaan penduduk tersebut dapat dilihat pada table baerikut :

  1. Penggandaan penduduk

Tahun penggandaan
Perkiraan penduduk dunia
Waktu
800 SM
5 juta
-
1650 tahun
500 juta
1500
1830 tahun
1 milyard
180
1930 tahun
2 milyard
100
1975 tahun
4 milyard
45
Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.
Waktu penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperkirakan 35 tahun. Penambahan / pertambahan penduduk di suatu daerah atau Negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor  demografi  sebagai berikut :
1.      Kematian (Mortalitas)
2.      Kelahiran (Ferilitas)
3.      Migrasi
Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat / rate. Tingkat / rate itulah yang menyatukan dalam bentuk perbandingan. Biasanya peerbandingan ini dinyatakan dalam tiap 100 penduduk.
  1. Menyebutkan faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertambahan penduduk
Kepadatan yang disebabkan pertumbuhan penduduk yang cepat, Seperti yang telah kita ketahui sekarang, tidak usah jauh-jauh mari kita lihat sepintas keadaan sekitar kita, berapa orang yang berjubel memenuhi KRL maupun bus kota setiap harinya, berapa kendaraan yang memenuhi jalanan Jakarta yang menyebabkan kemacetan setiap harinya. Dari situ pastinya kita dapat mengambil sebuah kesimpulan sederhana, yaitu bahwa sebenarnya pertumbuhan penduduk di kota ini begitu cepat. Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek social, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya. Dengan begitu, maka juga bertambahlah sistem mata pencaharian hidup menjadi lebih kompleks.
Sebenarnya apa sih yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk itu sendiri? Secara umum ada 3 faktor utama, yaitu :
1.      Kelahiran (Fertilitas)
2.      Kematian (Mortalitas)
3.      Perpindahan (Migrasi)
Dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk perbandingan. Biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam tiap 1000 penduduk.
Berikut sedikit penjelasan mengenai pengukuran Fertilitas :
1.      Pengukuran Fertilitas TahunanAdalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut. Adapun ukuran – ukuran fertilitas tahunan adalah :
a.       Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate )
Adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
b.      Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate )
Adalah jumlah kelahiran hidup per.1000 wanita usia reproduksi (usia 14 14-49 atau 15 15-44 th th) ) pada tahun tertentu.
c.       Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate )
Adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
d.      Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran (Birth Order Specific Fertility Rates Rates)
Adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi bayioleh oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.
2.      Pengukuran Fertilitas Kumulatif
Adalah pengukuran jumlah rata rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukuran – ukuran fertilitas kumulatif adalah : 
a.       Tingkat Fertilitas Total (TFR)
adalah jumlah kelahiran hidup laki laki-laki & wanita tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dg dg catatan : 
§  tidak ada seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
§  tingkat fertilitas menurut umur tdk berubah pd periode waktu tertentu.
b.      Gross Reproduction Rates (GRR)
adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tdk ada seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
c.       Net Reproduction Rates (NRR)
adalah jumlah kelahiran bayi (pr) oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 (pr) dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan para (pr) itu sebelum mengakhiri mengakhiri masa reproduksinya.
Faktor Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas penduduk :
1.      Faktor Demografi, antara lain :
o    Struktur umur
o    Struktur perkawinan
o    Umur kawin pertama
o    Paritas
o    Disrupsi perkawinan
o    Proporsi yang kawin

2.      Faktor Non Demografi, antara lain :
o    Keadaan ekonomi penduduk
o    Tingkat pendidikan
o    Perbaikan status perempuan
o    Urbanisasi dan industrialisasi
Berikut sedikit penjelasan mengenai pengukuran mortalitas :
1.      Crude Death Rate (CDR)
Adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
2.      Age Specific Death Rate (ASDR)
Adalah jumlah kematian penduduk pd tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur tertentu.
3.      Infant Mortality Rate (IMR)
Adalah tingkat kematian bayi
Karakter kelompok penduduk yang mempengaruhi Crude Death Rate (CDR) :
1.      Antara penduduk daerah pedesaan dan daerah perkotaan
2.      Penduduk dengan lapangan pekerjaan yang berbeda
3.      Penduduk dengan perbedaan pendapatan
4.      Perbedaan jenis kelamin
5.      Penduduk dengan perbedaan status kawin
Faktor terakhir yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk suatu daerah adalah Perpindahan (Migrasi) atau Mobilitas Penduduk yang artinya proses gerak penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu tertentu.
Faktor – faktor yang mempengaruhi migrasi :
·         Faktor individu
·         Faktor yang terdapat di daerah asal
·         Faktor yang terdapat di daerah tujuan
·         Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan
Daya tarik dan daya dorong di daerah asal yang mempengaruhi perpindahan penduduk :
1.      Kekuatan Sentripetal
Adalah kekuatan yang mengikat orang untuk tinggal di daerah asal, misalnya : 
o    Terikat tanah warisan
o    Menunggu orang tua yang sudah lanjut
o    Kegotong royongan yang baik
o    Daerah asal merupakan tempat kelahiran nenek moyang mereka
2.      Kekuatan Sentrifugal
Adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asal, misalnya : 
o    Terbatasnya pasaran kerja
o    Terbatasnya fasilitas pendidikan

 
1. Kematian

 Konsep Dasar


Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.


 
Keguan
Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah.



Ada beberapa tingkat kematian akan tetapi di sini hanya dijelaskan dua jenis tingkat kematian saja yakni:



  1. Tingkat kematian kasar (Crude Death Rate / CDR)



Definisi

Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada  pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu.



Rumus

clip_image065.gif

dimana                                                  

CDR =Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar)

D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu

P  = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu

K = Bilangan konstan  1000



Catatan1: P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu" tetapi yang umumnya tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu tahun tertentu" maka jumlah dapat dipakai sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data dengan tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap sebagai penduduk tengah tahun. 



http://www.datastatistik-indonesia.com/portal/images/stories/rumus/contoh_cdr.gif                     

                                                                                   

Catatan2: dari Susenas 2003 tercatat sebanyak 767.740 kematian, sedangkan jumlah penduduk pada tahun tersebut diperkirakan sebesar 214.37.096 jiwa. Sehingga Angka Kelahiran Kasar yang terhitung adalah sebesar 3,58. Artinya, pada tahun 2003 terdapat 3 atau 4 kematian untuk tiap 1000 penduduk.



Ada beberapa tingkat kematian akan tetapi di sini hanya dijelaskan dua jenis tingkat kematian saja yakni:


Contoh 


Tabel 1  Angka Kelahiran Kasar menurut Propinsi dan Kabupaten, 2004
Propinsi/Kabupaten
Laki-laki
Perempuan
Total
Sumatera Selatan
6,02 
4,63 
5,32 
Kab. OKI
6,72 
4,92 
6,08 
Kota Palembang
4,65 
5,02 
4,22 
Jawa Barat
7,55 
5,78 
6,67 
Kab. Kuningan
10,81 
10,86 
9,62 
Kota Bandung
4,97 
3,50 
4,23 
NTT
8,20 
6,26 
7,23 
Kab. Flores Timur
6,83 
5,58 
6,16 
Kab. Timor Tengah Utara
7,03 
4,95 
5,99 
Sumber data:  Indikator untuk propinsi diambil dari SUSENAS 2004. Karena sampel yang terlalu kecil perhitungan untuk tingkat kabupaten dilakukan melalui rata-rata dari penggabungan antara Susenas 2003 dan 2004 (Badan Pusat Statistik dan UNFPA, 2005)








  1. Tingkat kematian khusus (Age Specific Death Rate)

Tingkat kematian ini disebabkan oleh bebrapa factor antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat lematian menurut umur (specific death rate). Dengan ini dapat menunjukan hasil yang lebih teliti, dan oleh karena itu dibuat rumus sebagai berikut :

CDR = D/P x K

Ket :

CDR        = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).

D              = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu

P               = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu kelompok umur 1

K              = Bilangan konstanta = 1000



  1. Angka Kelahiran



Angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan bayi yang lahir dari setiap 1000 penduduk per tahun. Angka kelahiran bayi dapat dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu:

Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka kelahiran > 30 per tahun.

Angka kelahiran dikatakan sedang jika angka kelahiran 20-30 per tahun.

Angka  kelahiran dikatakan rendah jika angka kelahiran < 20 per tahun.



2. Fertilisasi (kelahiran hidup)

Pengukuran fertilisasi tidak sederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alas an sebagai berikut :

1)      Sulit memperoleh data statistic lahir hidup karena banyak bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran

2)      Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak  (tetapi meninggal hanya sekali)

3)      Mkin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan memiliki anak makin menurun

4)      Didalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja



Ada dua istilah asing yang kedua-duanya diterjemahkan sebagai kesuburan.

1.      Facubdity (kesuburan)

Facundity adalah lebihh diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mampunya anak.

1.      Fertility (fertilitas)

Fertility adalh jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau kelompok wanita. Tinggi rendahnya kelahiran dalam suatu penduduk erat hubungannya dan tergantung pada : struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta, pembangunan ekonomi. Tingkat kelahiran ini terbagi menjadi tiga macam.

Tingkat kelahiran kasar (Crude Rate Birth/CBR). Tingkat kelahiran kasar adalah jumlah kelaahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun tersebut. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus :

atau :

B = jumlah kelahiran hidup pada suatu dunia pada suatu tahun tertentu

Pm = jumlah penduduk pada pertengahan tahun

K = Konstanta = 1000

Angka kelahiran umum (General Fertility Rate/GFR). Angka kelahiran umum adalah angka yang menunjukan jumlah kelahiran per 1000 wanita usia produktif. Jadi untuk menghitung angka kelahiran ini diperlukan jumlah penduduk wanita usia produktif. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus :

atau :

B = jumlah kelahiran hidup suatu daerah pada suatu tahun tertentu

Fm = jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun

K = konstanta = 1000                                                                                                             

Tingkat kelahiran khusus (Age Specific Fertility Rate/ASFR). Tigkat kelahiran khusus menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita yang berada dalam kelompok usia produktif. Ukuran ini lebih baik daripada ukuran diatas. Jadi kalau d tiliskan dengan rumus adalah sebagai berikut :

ASDRx = Dx/Px x K

Ket :

ASDRx   = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)

Dx           = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun

Px           = Jumlah Penduduk pada umur tertentu

K             = Bilangan konstan 1000



B1 = jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur 1 tahun

Fm = jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun dalam kelompok umur 1

K = konstanta = 1000


  1. Migrasi


Secara umum Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.


Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata. Migrasi salah satu dari tiga komponen dasar dalam demogarfi, Migrasi bersama dengan dua komponen lainnya, kelahiran dan kematian, mempengaruhi dinamika kependudukan di duatu wilayah.



H.    Macam-Macam Migrasi dan Proses Migrasi



·         Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.

·         Imigrasi adalah masuknya penduduk ke dalam suatu daerah negara
tertentu.

·         Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.

·         Transmigrasi adalah perpindahan penduduk antarpulau dalam suatu negara.

·         Remigrasi adalah kembalinya penduduk ke negara asal setelah beberapa lama berada di negara orang lain.



         I.       Proses migrasi penduduk dari asal ke daerah tujuan



Dalam memilih daerah tujuan para imigran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal



·         Kurangnya kesempatan kerja didaerah asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu alasan seseorang melakukan mobilitas penduduk

·         Informasi yang positif dari sanak saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi

·         Informasi yang negatif yang dating ari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi

·         Makin besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut

·         Makin tinggi pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut

·         Seseorang akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada didaerah tersebut

·         Migrasi masih akan terjadi apabila di suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi dll)

·         Orang yang berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus kawin

·         Makin tinggi pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk

J.      Berikut ini adalah akibat yang muncul dari migrasi :



·         Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Ekonomi
Dampak kepadatan penduduk terhadap ekonomi adalah pendapatan per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga menyebabkan kemampuan menabung masyarakat menurun sehingga dana untuk pembangunan negara berkurang. Ak ibatnya, lapangan kerja menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.

·         Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Sosial
Jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan men ingkat. Hal ini akan meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang layak makin meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.

·         Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Lingkungan
Jumlah penduduk yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu:

·         Pencemaran Lingkungan
Pencemaran atau polusi adalah penambahan segala substansi ke lingkungan akibat aktivitas manusia.



K.    Jenis Struktur Penduduk



·          Jumlah Penduduk : Urbanisasi, Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi, Transmigrasi.

·         Persebaran Penduduk : Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat.

·         Komposisi Penduduk : Merupakan sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin.



Model kaitan mekanisme migrasi dari Lee.

0 + 0 – 0 + 0
0 – 0 – 0 + 0 -
0 – 0 + 0 – 0 -
- 0 + 0 + – 0 +
+ 0 – 0 – - + 0
0 – 0 -+ 0 – 0+
0 – - 0 + 0 – 0
0 – 0 -+ 0 – +
arah
sasaran

+ = Tracting (menarik)

0 = netral


= repulsing

= hambatan

Dengan adanya intervening obstacles (rintangan antara) maka timbul dua proses migrasi yaitu :

1.      Migrasi bertahap

2.      Migrasi langsung



K.    Bentuk Piramida Penduduk

Ada tiga jenis penduduk :

Image

1.      Piramida penduduk muda

Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang

1.      Piramida stasioner

Bentuk piramida ini menggambarkan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi.

1.      Piramida penduduk tua

Bentuk piramida ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil sekali.

L.      Rasio Ketergantungsn (Depedenncy of Ratio)

Dari komposisi penduduk menurut umur dipakai untuk menghitung rasio ketergantungan. Yang dimaksud rasio ketergantungan ialah angka yang menunjukan perbandingan jumlah penduduk dengan golongan umur. Batas golongan umur produktif kerja masing-masing daerah/Negara berbeda. Sehingga dengan demikian rasio ketergantungan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Jadi semakin tinggi jumlah penduduk usia muda dan jompo makin besar rasio ketergantungan. Sebagai ukuran rasio ketergantungan adalah sebagai berikut :

DR < 62,33% (baik)

DR > 62,33% (kurang baik)

Penggolongan umur penduduk dalam kelompok produktif sangat berpengaruh dalam lapangan penghidupan produktivitas kerjanya dalam lapangan produksi.

Penggolongan menurut DW Sleumer

0 – 14 gol belom produktif

15 – 19 gol kurang produktif

20 – 54 gol produktif

55 – 64 gol tidak produktif

65 > gol inproduktif

Golongan menurut Sumbang

0 – 15 gol belum produktif

16 – 64 gol produktif

65 > gol kurang produktif

Golongan menurut Widjojo, Pullerd dan John Clark

0 – 14 gol belum produktif

15 – 64 gol produktif

65 > gol tidak produktif





BAB.2



Kebudayaan dan Kepribadian



A.     Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia
 

KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN

Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia



Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)

Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara

Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.



Zaman Batu Muda (Neolithikum)

Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.



Ciri – ciri zaman batu muda :
1.  Mulai menetap dan membuat rumah
2.  Membentuk kelompok masyarakat desa
3.  Bertani
4.  Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup



Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.






A.      Kebudayan Hindu, Budha, dan Islam



A.     1. Kebudayaan Hindu Budha



Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, khususnya kepulau jawa. Perpaduan dan akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Hindu yang berasal dari india itu berlangsung luwes dan mantap, sekitar abad ke-5 ajaran Budha masuk ke Indonesia. Khususnya kepulau jawa. Budhaisme dikatajan lebih maju dibandingkan dengan Hinduisme. sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.

Walaupun demikian kedua agama itu berkembang di Indonesia secara berdampingan secara damai. Diantara keduanya melahirkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam segi bangunan/arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, dan kebanyakan berkembang di pulau Jawa.

2. Kebudayaan Islam

Pada abad ke-15 dan ke-16 agama Islam tellah di kembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-penuka Islam yang disebut wali Sanga, dan titik sentral penyebaranya berada di pulau jawa. Dan masuknya agama Islam ke pulau jawa berlangsung secara damai.

Pada abad ke-15 kerajaan maritim Majapahit mulai surut, berkembanglah Negara-negara pantai yang dapat merongsong kekuasaan dan kewibawaan Majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Dalam proses pengenbangan Negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang-pedagang kaya dan golongan bangsawan kota-kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam.

Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut terbesar d seluruh Indinesia, tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan Islam member saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.

BAB.3



Kebudayaan Barat

Unsure kebudayaan yang juga member warna terhadap corak lain dari kebudayaan da kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan barat. Awal kebudayaan barat masuk ke Negara Indonesia ketika penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang, berlanjut dengan pemerintahan kolonialis belanda. Dalam kurun waktu itu juga, dikota-kota pusat pemerintahan beerkembang dua lapis social.

1.      Lapisan social yang terdiri dari kaum buruh

2.      Lapisan social kaum pegawai

Dalam lapisan sosial kedua inilah pendidikan barat mulai di berlakukan dI sekolah-sekolah, sehingga menjadi syarat utama mencapai kenaikan kelas.

Akhirnya msih disebut sebagai pengaruh budaya barat yang masuk kedalam Indonesia, ialah agama katholik dan agam Kristen Protestan. Penyebaran ini dilakukan di daerah-daerah yang belum pernah mengalami pengaruh agam Hindu, Budha atau Islam. Karena sudah menjadi watak kepribadian orang timur umunya, bahwa menerima setiap kebudayaan yang dating dari luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan. Tetapi disesuaikan kebudayaan yang baru dengan kebudayaan lama.

Sehubungan dengan itu, penjelasan UUD ’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaan bangsa Indonesia adalah kebudayaan yang timbul  sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama danasli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Lebih lanjut, dalam penjelasan UUD ’45 itu juga ditunjukkan kea rah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan adab budata dan persatuan, dengan tidakmenolak bahan-bahan baru kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaab bangsa sendiri, serte mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.

Namun itu belum sepenuhnya diterima merata sebagai pemilik nasional. Lebih jauh dikatakan bahwa kebudayaan modern sekarang yang berpangkal pada ilmu, ekonomi, dan kemajuan teknologi dengan cirri otonominya, juuga goncang, sehingga merendahkan martabat umat manusia.

Dalam keadaan rwan seperti ini sesungguhnya sangat manguntungkan bagi pembangunan kebudayaan Indonesia, yakni dengan Falsafah Pancasila. Pancasila sebagai rumusan kepercayan kepada realitas, sesungguhnya sejalan dengan rumusan humanism baru yang tumbuh menjasi hasrat umu zaman mutakhir.

Kebudayaan dan Kepribadian

Berbagai Antrophologi Budaya menunjukan bahwa terdapat korelasi di antara corak-corak kebudayaan dengan corak-corak kepribadian anggota-anggota masyarakat, secara garis besar. Kebudayaan suatu bangsa adalah cermin kepribadian bangsa yang bersangkutan.

Setiap masyarakat memiliki system nilai dan system kaidah sebagai konkretisasi, nilai dan kaidah berisikan harapan masyarakat, perihal perilaku yang pantas. Sebaliknya segala yang berbeda dari corak kebudayaan mereka dianggap rendah, aneh, kurang susila, bertentangan dengan kodrat alam, dsb.

Sebagai contoh di Indonesia pada umumnya, apabila seseorang hamil dan tidak memiliki suami, ia adalah profil seorang yang telah melanggaar adat/kebiasaan suatu keluarga, masyarakat dan bangsa pada umumnya. Sebab ia melanggar secara langsung atau tidak lingkungan masyarakat di mana ia berdomisili akan memberikan sanksi atas perbuatannya. Akan tetapi jika kasus ini terjadi di Negara barat umumnya mungkin dianggap biasa saja, karena tata budaya dan kepribadian yang sudah ada dan menjadi adat/kebiasaan dari daerah/bangsa masing-masing.

Sifat-sifat kepribadian yang berakar dari adat istiadat dan ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat dilakukan sebagai hokum adat. Di luar itu, cirri-ciri kepribadian suatu kelompok masyarakat/bangsa, juga tecermin dalam penampilan sikap hidup sehari-hari.

Namun tak hanya kesan negative yag timbul dari kebudayaan barat, adapula kesan positif yang dicerminkan para turis yang berkunjung ke Indonesia.

Ciri khas kepribadian suatu bnagsa dalam bentuk lain dapat sia amati dalam macam ragam karya budayanya. Seperti karya budaya/karya seni tari, seni pahat/seni ukir, sni sastra, seni bangunan, atau dalam bentuk ragam pakaian adat, berbagai ragam budaya dari ke bhinekaan suku-suku bangsanya.

Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah tamah, suka  menolong, memiliki sifat gotong royong adalah cirri umum dari sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang berada di Republik Indonesia, dan terpatri dalam cirri khas kepribadian bangsa  Indonesia.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar