BAB.1
Pertumbuhan penduduk
Pendahuluan
Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mendorong
pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek social, ekonomi, politik,
kebudayaan dan sebagainya. Adapun akibat dari perkembangan ini, telah mengubah cara
berpikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pertumbuhan Penduduk adalah
perubahaan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam
jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk
pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk
merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering
digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk,
dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus:


Cara yang paling umum untuk
menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio,
bukan nilai.
Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi
ketika dimulainya periode. Yang merupakan:

Nilai pertumbuhan penduduk dunia
Ketika pertumbuhan punduduk dapat
melewati kapasitas muat suatu wilayah atau lingkungan hasilnya berakhir dengan
kelebihan penduduk. Gangguan dalam populasi manusia dapat menyebabkan masalah
seperti populasi dan kemacetan lalu lintas, meskipun dapt ditutupi perubahan
teknologi dan ekonomi. Wilayah tersebut dapat dianggap “kurang penduduk” bila
populasi tidak cukup besar untuk mengelola sebuah sisitem ekonomi (lihat
penurunan penduduk).
- Perkembangan Penduduk Dunia Menggunakan Tabel
Perkembangan Penduduk
Dunia Menggunakan Tabel. Kita bisa lihat
tabel dibawah ini yang saya ambil contoh dari tahun – tahun sebelumnya
Perkembangan Penduduk Dunia pada tahun 1950 sampai 2008.
China
|
562,579,779
|
China
|
1,333,207,572
|
|||||
USA
|
152,271,000
|
India
|
1,154,845,005
|
|||||
Russia
|
101,936,816
|
USA
|
304,838,948
|
|||||
Japan
|
83,805,000
|
Indonesia
|
238,567,492
|
|||||
Brazil
|
197,254,181
|
|||||||
World
|
2,555,948,654
|
World
|
6,736,383,012
|
|||||
Populasi tahun 1950
|
Populasi tahun 2008
|
|||||||
Bisa kita lihat rata - rata setiap negera penduduknya bisa bertambah hingga 2x
lipatnya. Lalu perkembangan penduduk dunianya bertambah hingga 3x lipatnya. Itu
berarti penduduk dunia sangat pesat pertumbuhannya.
Penduduk Masyarakat
Dan Kebudayaan
Pertumbuhan Penduduk
Pertumbhan penduduk
merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah social ekonomi umumnya
dan masalah penduduk khususnya. Misalkan dengan bertambah penduduk tidak dapat
diimbangi dengan pertambahan fasilitas, maka akan mennimbulkan masalah-masalah,
contohnya angka pengangguran akan bertambah tinggi, semakin meningkatnya angka
kemiskinan, banyak anak usia sekolah yang tidak tertampung sehingga timbul
sebuah kejahatan atau kriminalitas lain dalam hal tersebut.
Adapun perkembangan
jumlah penduduk dunia sejak tahun 1830 sampai sekarang dan perkiraan sampai
tahuun 2006 adalah sebagai berikut :
Perkembangan penduduk
dunia tahun 1830 – 2006
Tahun
|
Jumlah penduduk
|
Perkembangan pertahun
|
1830
|
1 milyard
|
-
|
1930
|
2 milyard
|
1%
|
1960
|
3 milyard
|
1,7%
|
1975
|
4 milyard
|
2,2%
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6 milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
Sumber : Iskandar ,
Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia
Jika dilihat dari table diatas pertumbuhan
penduduk semakin cepat. Sebanding dengan penggandaan penduduk (double population)
jangka waktunya pun makin singkat. Bertambah cepatnya penggandaan penduduk
tersebut dapat dilihat pada table baerikut :
- Penggandaan penduduk
Tahun penggandaan
|
Perkiraan penduduk dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
-
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 milyard
|
45
|
Sumber : Ehrlich,
Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.
Waktu penggandaan penduduk dunia selanjutnya
diperkirakan 35 tahun. Penambahan / pertambahan penduduk di suatu daerah atau
Negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi
sebagai berikut :
1.
Kematian (Mortalitas)
2.
Kelahiran (Ferilitas)
3.
Migrasi
Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor
tersebut diukur dengan tingkat / rate. Tingkat / rate itulah yang menyatukan
dalam bentuk perbandingan. Biasanya peerbandingan ini dinyatakan dalam tiap 100
penduduk.
- Menyebutkan faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertambahan penduduk
Kepadatan
yang disebabkan pertumbuhan penduduk yang cepat, Seperti
yang telah kita ketahui sekarang, tidak usah jauh-jauh mari kita lihat sepintas
keadaan sekitar kita, berapa orang yang berjubel memenuhi KRL maupun bus kota
setiap harinya, berapa kendaraan yang memenuhi jalanan Jakarta yang menyebabkan
kemacetan setiap harinya. Dari situ pastinya kita dapat mengambil sebuah
kesimpulan sederhana, yaitu bahwa sebenarnya pertumbuhan penduduk di kota ini
begitu cepat. Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan
aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek social, ekonomi, politik, kebudayaan
dan sebagainya. Dengan begitu, maka juga bertambahlah sistem mata pencaharian
hidup menjadi lebih kompleks.
Sebenarnya apa sih yang mempengaruhi
kecepatan pertumbuhan penduduk itu sendiri? Secara umum ada 3 faktor utama,
yaitu :
1.
Kelahiran (Fertilitas)
2.
Kematian (Mortalitas)
3.
Perpindahan (Migrasi)
Dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan
tingkat/rate. Tingkat/rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam
bentuk perbandingan. Biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam tiap 1000
penduduk.
Berikut sedikit penjelasan mengenai pengukuran Fertilitas :
1.
Pengukuran Fertilitas TahunanAdalah pengukuran kelahiran bayi
pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko
untuk melahirkan pada tahun tersebut. Adapun ukuran – ukuran fertilitas tahunan
adalah :
a.
Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate )
Adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
Adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
b.
Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate )
Adalah jumlah kelahiran hidup per.1000 wanita usia reproduksi (usia 14 14-49 atau 15 15-44 th th) ) pada tahun tertentu.
Adalah jumlah kelahiran hidup per.1000 wanita usia reproduksi (usia 14 14-49 atau 15 15-44 th th) ) pada tahun tertentu.
c.
Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate )
Adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
Adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
d.
Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran (Birth Order
Specific Fertility Rates Rates)
Adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi bayioleh oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.
Adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi bayioleh oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.
2.
Pengukuran Fertilitas Kumulatif
Adalah pengukuran jumlah rata rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukuran – ukuran fertilitas kumulatif adalah :
Adalah pengukuran jumlah rata rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukuran – ukuran fertilitas kumulatif adalah :
a.
Tingkat Fertilitas Total (TFR)
adalah jumlah kelahiran hidup laki laki-laki & wanita tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dg dg catatan :
adalah jumlah kelahiran hidup laki laki-laki & wanita tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dg dg catatan :
§ tidak ada seorang
perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
§ tingkat fertilitas
menurut umur tdk berubah pd periode waktu tertentu.
b.
Gross Reproduction Rates (GRR)
adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tdk ada seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tdk ada seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
c.
Net Reproduction Rates (NRR)
adalah jumlah kelahiran bayi (pr) oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 (pr) dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan para (pr) itu sebelum mengakhiri mengakhiri masa reproduksinya.
adalah jumlah kelahiran bayi (pr) oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 (pr) dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan para (pr) itu sebelum mengakhiri mengakhiri masa reproduksinya.
Faktor Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
fertilitas penduduk :
1.
Faktor Demografi, antara lain :
o Struktur umur
o Struktur perkawinan
o Umur kawin pertama
o Paritas
o Disrupsi perkawinan
o Proporsi yang kawin
2.
Faktor Non Demografi, antara lain :
o Keadaan ekonomi
penduduk
o Tingkat pendidikan
o Perbaikan status
perempuan
o Urbanisasi dan
industrialisasi
Berikut sedikit penjelasan mengenai
pengukuran mortalitas :
1.
Crude Death Rate (CDR)
Adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
Adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
2.
Age Specific Death Rate (ASDR)
Adalah jumlah kematian penduduk pd tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur tertentu.
Adalah jumlah kematian penduduk pd tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur tertentu.
3.
Infant Mortality Rate (IMR)
Adalah tingkat kematian bayi
Adalah tingkat kematian bayi
Karakter kelompok penduduk yang
mempengaruhi Crude Death Rate (CDR) :
1.
Antara penduduk daerah pedesaan dan daerah perkotaan
2.
Penduduk dengan lapangan pekerjaan yang berbeda
3.
Penduduk dengan perbedaan pendapatan
4.
Perbedaan jenis kelamin
5.
Penduduk dengan perbedaan status kawin
Faktor terakhir yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk
suatu daerah adalah Perpindahan (Migrasi) atau Mobilitas Penduduk yang artinya
proses gerak penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu
tertentu.
Faktor – faktor yang mempengaruhi migrasi :
Faktor – faktor yang mempengaruhi migrasi :
·
Faktor individu
·
Faktor yang terdapat di daerah asal
·
Faktor yang terdapat di daerah tujuan
·
Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan
Daya tarik dan daya dorong di daerah
asal yang mempengaruhi perpindahan penduduk :
1.
Kekuatan Sentripetal
Adalah kekuatan yang mengikat orang untuk tinggal di daerah asal, misalnya :
Adalah kekuatan yang mengikat orang untuk tinggal di daerah asal, misalnya :
o Terikat tanah
warisan
o Menunggu orang tua
yang sudah lanjut
o Kegotong royongan
yang baik
o Daerah asal
merupakan tempat kelahiran nenek moyang mereka
2.
Kekuatan Sentrifugal
Adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asal, misalnya :
Adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asal, misalnya :
o Terbatasnya pasaran
kerja
o Terbatasnya
fasilitas pendidikan
1. Kematian
Konsep Dasar
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan
berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap
1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur
penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan
dengan penduduk yang masih muda.
Keguan
Secara umum Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.
Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata. Migrasi salah satu dari tiga komponen dasar dalam demogarfi, Migrasi bersama dengan dua komponen lainnya, kelahiran dan kematian, mempengaruhi dinamika kependudukan di duatu wilayah.
Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak
memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator
kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan
kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan
dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk
alamiah.
Ada beberapa tingkat
kematian akan tetapi di sini hanya dijelaskan dua jenis tingkat kematian saja
yakni:
- Tingkat kematian kasar (Crude Death Rate / CDR)
Definisi
Angka Kematian Kasar
adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah
tertentu.
Rumus

dimana
CDR =Crude Death Rate
( Angka Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian
(death) pada tahun tertentu
P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun
tertentu
K = Bilangan
konstan 1000
Catatan1: P idealnya
adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu" tetapi yang
umumnya tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu tahun tertentu"
maka jumlah dapat dipakai sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2
data dengan tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap
sebagai penduduk tengah tahun.

Catatan2: dari Susenas
2003 tercatat sebanyak 767.740 kematian, sedangkan jumlah penduduk pada tahun
tersebut diperkirakan sebesar 214.37.096 jiwa. Sehingga Angka Kelahiran Kasar
yang terhitung adalah sebesar 3,58. Artinya, pada tahun 2003 terdapat 3 atau 4
kematian untuk tiap 1000 penduduk.
Ada beberapa tingkat
kematian akan tetapi di sini hanya dijelaskan dua jenis tingkat kematian saja
yakni:
Contoh
Tabel
1 Angka Kelahiran Kasar menurut Propinsi dan Kabupaten, 2004
|
|||
Propinsi/Kabupaten
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Total
|
Sumatera Selatan
|
6,02
|
4,63
|
5,32
|
Kab. OKI
|
6,72
|
4,92
|
6,08
|
Kota Palembang
|
4,65
|
5,02
|
4,22
|
Jawa Barat
|
7,55
|
5,78
|
6,67
|
Kab. Kuningan
|
10,81
|
10,86
|
9,62
|
Kota Bandung
|
4,97
|
3,50
|
4,23
|
NTT
|
8,20
|
6,26
|
7,23
|
Kab. Flores Timur
|
6,83
|
5,58
|
6,16
|
Kab. Timor Tengah
Utara
|
7,03
|
4,95
|
5,99
|
Sumber
data: Indikator untuk propinsi diambil dari SUSENAS 2004. Karena
sampel yang terlalu kecil perhitungan untuk tingkat kabupaten dilakukan
melalui rata-rata dari penggabungan antara Susenas 2003 dan 2004 (Badan Pusat
Statistik dan UNFPA, 2005)
|
|||
- Tingkat kematian khusus (Age Specific Death Rate)
Tingkat kematian ini
disebabkan oleh bebrapa factor antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan.
Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat lematian
menurut umur (specific death rate). Dengan ini dapat menunjukan hasil yang
lebih teliti, dan oleh karena itu dibuat rumus sebagai berikut :
CDR = D/P x K
Ket :
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian
Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada
tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada
pertengahan tahun tertentu kelompok umur 1
K = Bilangan konstanta = 1000
- Angka Kelahiran
Angka kelahiran adalah
angka yang menunjukkan bayi yang lahir dari setiap 1000 penduduk per tahun.
Angka kelahiran bayi dapat dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu:
Angka kelahiran
dikatakan tinggi jika angka kelahiran > 30 per tahun.
Angka kelahiran
dikatakan sedang jika angka kelahiran 20-30 per tahun.
Angka kelahiran dikatakan rendah jika angka
kelahiran < 20 per tahun.
2. Fertilisasi
(kelahiran hidup)
Pengukuran fertilisasi
tidak sederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alas an
sebagai berikut :
1)
Sulit memperoleh data statistic lahir hidup karena banyak bayi yang meninggal
beberapa saat setelah kelahiran
2)
Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi
meninggal hanya sekali)
3)
Mkin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan memiliki anak makin
menurun
4)
Didalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja
Ada dua istilah asing
yang kedua-duanya diterjemahkan sebagai kesuburan.
1.
Facubdity (kesuburan)
Facundity adalah
lebihh diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mampunya anak.
1.
Fertility (fertilitas)
Fertility adalh jumlah
kelahiran hidup dari seorang wanita atau kelompok wanita. Tinggi rendahnya
kelahiran dalam suatu penduduk erat hubungannya dan tergantung pada : struktur
umur, penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status
pekerjaan wanita serta, pembangunan ekonomi. Tingkat kelahiran ini terbagi
menjadi tiga macam.
Tingkat kelahiran
kasar (Crude Rate Birth/CBR). Tingkat kelahiran kasar adalah jumlah kelaahiran
hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan
tahun tersebut. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus :
atau :
B = jumlah kelahiran
hidup pada suatu dunia pada suatu tahun tertentu
Pm = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K = Konstanta = 1000
Angka kelahiran umum (General
Fertility Rate/GFR). Angka kelahiran umum adalah angka yang menunjukan jumlah
kelahiran per 1000 wanita usia produktif. Jadi untuk menghitung angka kelahiran
ini diperlukan jumlah penduduk wanita usia produktif. Sehingga dapat dituliskan
dengan rumus :
atau :
B = jumlah kelahiran hidup suatu daerah pada suatu tahun tertentu
Fm = jumlah penduduk wanita pada pertengahan
tahun
K = konstanta = 1000
Tingkat kelahiran
khusus (Age Specific Fertility Rate/ASFR). Tigkat kelahiran khusus menunjukkan
banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita yang berada dalam kelompok usia
produktif. Ukuran ini lebih baik daripada ukuran diatas. Jadi kalau d tiliskan
dengan rumus adalah sebagai berikut :
ASDRx = Dx/Px x K
Ket :
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu
selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
B1 = jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur 1
tahun
Fm = jumlah penduduk wanita pada pertengahan
tahun dalam kelompok umur 1
K = konstanta = 1000
- Migrasi
Secara umum Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.
Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata. Migrasi salah satu dari tiga komponen dasar dalam demogarfi, Migrasi bersama dengan dua komponen lainnya, kelahiran dan kematian, mempengaruhi dinamika kependudukan di duatu wilayah.
H. Macam-Macam Migrasi dan Proses Migrasi
·
Emigrasi
adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.
·
Imigrasi adalah masuknya penduduk ke
dalam suatu daerah negara
tertentu.
tertentu.
·
Urbanisasi adalah perpindahan
penduduk dari desa ke kota.
·
Transmigrasi adalah perpindahan
penduduk antarpulau dalam suatu negara.
·
Remigrasi adalah kembalinya penduduk
ke negara asal setelah beberapa lama berada di negara orang lain.
I. Proses migrasi penduduk dari asal ke daerah tujuan
Dalam memilih daerah tujuan para
imigran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal
·
Kurangnya kesempatan kerja didaerah
asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu alasan
seseorang melakukan mobilitas penduduk
·
Informasi yang positif dari sanak
saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting
dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi
·
Informasi yang negatif yang dating
ari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi
·
Makin besar pengaruh daerah
perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
·
Makin tinggi pendapatan seseorang,
makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
·
Seseorang akan memilih daerah tujuan
dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada didaerah tersebut
·
Migrasi masih akan terjadi apabila
di suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi dll)
·
Orang yang berumur muda dan belum
berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah
berusia lanjut dan berstatus kawin
·
Makin tinggi pendidikan seseorang,
makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk
J.
Berikut ini adalah akibat yang muncul dari migrasi :
·
Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap
Bidang Ekonomi
Dampak kepadatan penduduk terhadap ekonomi adalah pendapatan per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga menyebabkan kemampuan menabung masyarakat menurun sehingga dana untuk pembangunan negara berkurang. Ak ibatnya, lapangan kerja menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.
Dampak kepadatan penduduk terhadap ekonomi adalah pendapatan per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga menyebabkan kemampuan menabung masyarakat menurun sehingga dana untuk pembangunan negara berkurang. Ak ibatnya, lapangan kerja menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.
·
Pengaruh
Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Sosial
Jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan men ingkat. Hal ini akan meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang layak makin meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan men ingkat. Hal ini akan meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang layak makin meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
·
Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap
Lingkungan
Jumlah penduduk yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu:
Jumlah penduduk yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu:
·
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran atau polusi adalah penambahan segala substansi ke lingkungan akibat aktivitas manusia.
Pencemaran atau polusi adalah penambahan segala substansi ke lingkungan akibat aktivitas manusia.
K.
Jenis Struktur Penduduk
·
Jumlah Penduduk : Urbanisasi,
Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi, Transmigrasi.
·
Persebaran Penduduk : Kepadatan
penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas
wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat.
·
Komposisi Penduduk : Merupakan
sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan membahas
masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin.
Model kaitan mekanisme migrasi dari Lee.
0 + 0 – 0 + 0
|
0 – 0 – 0 + 0 -
|
0 – 0 + 0 – 0 -
|
- 0 + 0 + – 0 +
|
+ 0 – 0 – - + 0
|
0 – 0 -+ 0 – 0+
|
0 – - 0 + 0 – 0
|
0 – 0 -+ 0 – +
|
arah
|
sasaran
|
+ = Tracting (menarik)
0 = netral
= repulsing
= hambatan
Dengan adanya intervening obstacles (rintangan
antara) maka timbul dua proses migrasi yaitu :
1.
Migrasi bertahap
2.
Migrasi langsung
K.
Bentuk
Piramida Penduduk
Ada tiga jenis penduduk :

1.
Piramida penduduk muda
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk
dalam pertumbuhan dan sedang berkembang
1.
Piramida stasioner
Bentuk piramida ini menggambarkan penduduk
yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak
begitu tinggi.
1.
Piramida penduduk tua
Bentuk piramida ini menggambarkan adanya
penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil
sekali.
L.
Rasio Ketergantungsn
(Depedenncy of Ratio)
Dari komposisi penduduk menurut umur dipakai
untuk menghitung rasio ketergantungan. Yang dimaksud rasio ketergantungan ialah
angka yang menunjukan perbandingan jumlah penduduk dengan golongan umur. Batas
golongan umur produktif kerja masing-masing daerah/Negara berbeda. Sehingga
dengan demikian rasio ketergantungan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Jadi semakin tinggi
jumlah penduduk usia muda dan jompo makin besar rasio ketergantungan. Sebagai
ukuran rasio ketergantungan adalah sebagai berikut :
DR < 62,33% (baik)
DR > 62,33% (kurang
baik)
Penggolongan umur
penduduk dalam kelompok produktif sangat berpengaruh dalam lapangan penghidupan
produktivitas kerjanya dalam lapangan produksi.
Penggolongan menurut
DW Sleumer
0 – 14 gol belom
produktif
15 – 19 gol kurang
produktif
20 – 54 gol produktif
55 – 64 gol tidak
produktif
65 > gol
inproduktif
Golongan menurut
Sumbang
0 – 15 gol belum
produktif
16 – 64 gol produktif
65 > gol kurang
produktif
Golongan menurut
Widjojo, Pullerd dan John Clark
0 – 14 gol belum
produktif
15 – 64 gol produktif
65 > gol tidak
produktif
BAB.2
Kebudayaan dan
Kepribadian
A. Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia
KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di
Indonesia
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik
bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak
genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai
Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah
Asia Tenggara
Berdasarkan penelitian para ahli prehistori,
bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak
batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke
arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu
menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores,
dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman batu muda telah mengenal
dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan
menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka
mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat
alat-alat lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk
dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan
menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata
tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
A.
Kebudayan Hindu,
Budha, dan Islam
A.
1. Kebudayaan
Hindu Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke
Indonesia, khususnya kepulau jawa. Perpaduan dan akulturasi antara kebudayaan
setempat dengan kebudayaan. Hindu yang berasal dari india itu berlangsung luwes
dan mantap, sekitar abad ke-5 ajaran Budha masuk ke Indonesia. Khususnya
kepulau jawa. Budhaisme dikatajan lebih maju dibandingkan dengan Hinduisme.
sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun
demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan
berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing
menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan,
arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam
bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di
Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut,
Kidal, Jago, Singosari, dll.
Walaupun demikian kedua agama itu berkembang
di Indonesia secara berdampingan secara damai. Diantara keduanya melahirkan
karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam segi bangunan/arsitektur, seni
pahat, seni ukir, maupun seni sastra, dan kebanyakan berkembang di pulau Jawa.
2. Kebudayaan Islam
Pada abad ke-15 dan ke-16 agama Islam tellah
di kembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-penuka Islam yang disebut wali
Sanga, dan titik sentral penyebaranya berada di pulau jawa. Dan masuknya agama
Islam ke pulau jawa berlangsung secara damai.
Pada abad ke-15 kerajaan maritim Majapahit
mulai surut, berkembanglah Negara-negara pantai yang dapat merongsong kekuasaan
dan kewibawaan Majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Dalam proses
pengenbangan Negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang-pedagang
kaya dan golongan bangsawan kota-kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh
dan menganut agama Islam.
Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan
menjadi agama yang mendapat penganut terbesar d seluruh Indinesia, tak dapat
dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan Islam member saham yang besar bagi
perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.
BAB.3
Kebudayaan Barat
Unsure kebudayaan yang juga member warna
terhadap corak lain dari kebudayaan da kepribadian bangsa Indonesia adalah
kebudayaan barat. Awal kebudayaan barat masuk ke Negara Indonesia ketika
penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan
kekuasaan perusahaan dagang, berlanjut dengan pemerintahan kolonialis belanda.
Dalam kurun waktu itu juga, dikota-kota pusat pemerintahan beerkembang dua
lapis social.
1.
Lapisan social yang
terdiri dari kaum buruh
2.
Lapisan social kaum
pegawai
Dalam lapisan sosial kedua inilah pendidikan
barat mulai di berlakukan dI sekolah-sekolah, sehingga menjadi syarat utama
mencapai kenaikan kelas.
Akhirnya msih disebut sebagai pengaruh budaya
barat yang masuk kedalam Indonesia, ialah agama katholik dan agam Kristen
Protestan. Penyebaran ini dilakukan di daerah-daerah yang belum pernah
mengalami pengaruh agam Hindu, Budha atau Islam. Karena sudah menjadi watak
kepribadian orang timur umunya, bahwa menerima setiap kebudayaan yang dating
dari luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan. Tetapi disesuaikan
kebudayaan yang baru dengan kebudayaan lama.
Sehubungan dengan itu, penjelasan UUD ’45
memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaan
bangsa Indonesia adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi
rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama danasli yang terdapat
sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Lebih
lanjut, dalam penjelasan UUD ’45 itu juga ditunjukkan kea rah mana kebudayaan
itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan adab budata dan persatuan, dengan tidakmenolak
bahan-bahan baru kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya
kebudayaab bangsa sendiri, serte mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa
Indonesia.
Namun itu belum sepenuhnya diterima merata
sebagai pemilik nasional. Lebih jauh dikatakan bahwa kebudayaan modern sekarang
yang berpangkal pada ilmu, ekonomi, dan kemajuan teknologi dengan cirri
otonominya, juuga goncang, sehingga merendahkan martabat umat manusia.
Dalam keadaan rwan seperti ini sesungguhnya
sangat manguntungkan bagi pembangunan kebudayaan Indonesia, yakni dengan
Falsafah Pancasila. Pancasila sebagai rumusan kepercayan kepada realitas,
sesungguhnya sejalan dengan rumusan humanism baru yang tumbuh menjasi hasrat
umu zaman mutakhir.
Kebudayaan dan
Kepribadian
Berbagai Antrophologi Budaya menunjukan bahwa
terdapat korelasi di antara corak-corak kebudayaan dengan corak-corak
kepribadian anggota-anggota masyarakat, secara garis besar. Kebudayaan suatu
bangsa adalah cermin kepribadian bangsa yang bersangkutan.
Setiap masyarakat memiliki system nilai dan
system kaidah sebagai konkretisasi, nilai dan kaidah berisikan harapan
masyarakat, perihal perilaku yang pantas. Sebaliknya segala yang berbeda dari
corak kebudayaan mereka dianggap rendah, aneh, kurang susila, bertentangan dengan
kodrat alam, dsb.
Sebagai contoh di Indonesia pada umumnya,
apabila seseorang hamil dan tidak memiliki suami, ia adalah profil seorang yang
telah melanggaar adat/kebiasaan suatu keluarga, masyarakat dan bangsa pada
umumnya. Sebab ia melanggar secara langsung atau tidak lingkungan masyarakat di
mana ia berdomisili akan memberikan sanksi atas perbuatannya. Akan tetapi jika
kasus ini terjadi di Negara barat umumnya mungkin dianggap biasa saja, karena
tata budaya dan kepribadian yang sudah ada dan menjadi adat/kebiasaan dari
daerah/bangsa masing-masing.
Sifat-sifat kepribadian yang berakar dari adat
istiadat dan ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat dilakukan
sebagai hokum adat. Di luar itu, cirri-ciri kepribadian suatu kelompok
masyarakat/bangsa, juga tecermin dalam penampilan sikap hidup sehari-hari.
Namun tak hanya kesan negative yag timbul dari
kebudayaan barat, adapula kesan positif yang dicerminkan para turis yang
berkunjung ke Indonesia.
Ciri khas kepribadian suatu bnagsa dalam
bentuk lain dapat sia amati dalam macam ragam karya budayanya. Seperti karya
budaya/karya seni tari, seni pahat/seni ukir, sni sastra, seni bangunan, atau
dalam bentuk ragam pakaian adat, berbagai ragam budaya dari ke bhinekaan
suku-suku bangsanya.
Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah tamah,
suka menolong, memiliki sifat gotong royong adalah cirri umum dari sekian
banyak kepribadian suku-suku bangsa yang berada di Republik Indonesia, dan
terpatri dalam cirri khas kepribadian bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar