- Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin,
“individuum” yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang
dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata
individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan,
demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Individu menurut konsep
Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk
ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang
meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
1. Raga, merupakan bentuk jasad
manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang
lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
2. Rasa, merupakan perasaan
manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta
atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
3. Rasio atau akal pikiran,
merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala
sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk
mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup,
merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain
secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu
manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat
- Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan
sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya
pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau
pertambahan dari tidak ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari
sedikit menjadi banyak, dari sempi t menjadi luas, dan lain-lain.
Pertumbuhan hanya berlaku pada
hal-hal yang bersifat kuantitatif, karena tidak selamanya materiil itu
kuantitaif. Materiil dapat berupa bahan-bahan kuantitatif sepertinya misalnya
atom, sel, kromosom, rambut, molekul dan lain-lain.
Materiil dapat pula berupa
terdiri dari bahan-bahan kauntitatif seperti kesan, keinginan, ide, gagasan,
pengetahuan, nilai,, dan lain-lain. Materiil dapat terdiri dari kualitas
ataupun kuantitas kenyataan inilah yang barangkali membuat orang mengalami
kesulitan dalam membedakan antara pertumbuhan dan perkembangan.
- Menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan:
Pendirian Nativistik. Menurut
para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata
ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir
Pendirian Empiristik dan
environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka
menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan
sedang dasar tidak berperan sama sekali.
Pendirian konvergensi dan
interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan
lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Dalam pertumbuhkembangan suatu
individu tak dapat terlepas dari peranan keluarga dalam membentuk pertahanan
terhadap serangan penyakit sosial sejak dini. Orang tua yang sibuk dengan
kegiatannya sendiri tanpa mempedulikan bagaimana perkembangan anak-anaknya
merupakan awal dari rapuhnya pertahanan anak terhadap serangan penyakit sosial.
Sering kali orang tua hanya
cenderung memikirkan kebutuhan lahiriah anaknya dengan bekerja keras tanpa
mempedulikan bagaimana anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan alasan sibuk
mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Alasan tersebut sangat rasional
dan tidak salah, namun kurang tepat, karena kebutuhan bukan hanya materi saja
tetapi juga nonmateri. Kebutuhan nonmateri yang diperlukan anak dari orang tua
seperti perhatian secara langsung, kasih sayang, dan menjadi teman sekaligus
sandaran anak untuk menumpahkan perasaannya.
Kesulitan para orang tua untuk
mewujudkan keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan lahir dan batin inilah yang
menjadi penyebab awal munculnya kenakalan remaja yang dilakukan anak dari dalam
keluarga yang akhirnya tumbuh dan berkembang hingga meresahkan masyarakat.
Misalnya, seorang anak yang tumbuh dari keluarga yang tidak harmonis.
Kasih sayang dan perhatian anak
tersebut cenderung diabaikan oleh orang tuanya. Oleh sebab itulah, ia akan
mencari bentuk-bentuk pelampiasan dan pelarian yang kadang mengarah pada
hal-hal yang menyimpang. Seperti masuk dalam anggota genk, mengonsumsi minuman
keras dan narkoba, dan lain-lain. Ia merasa jika masuk menjadi anggota genk, ia
akan diakui, dilindungi oleh kelompoknya. Di mana hal yang demikian tersebut
tidak ia dapatkan dari keluarganya(2). Oleh karena itu, sangatlah dibutuhkan
suatu keluarga yang harmonis oleh suatu individu dalam perkembangannya.
Dan ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
individu, yaitu:
1. Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat
pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan
lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian
dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap
individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
2. Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik
akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan
antar individu bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap
individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak
adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu
keadaan yang tidak baik pula.
3. Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat
mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang
ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki
kepribadian yang sama juga.
Dari semua faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar
seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu
individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan
dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
Fungsi Keluarga
- Pengertian
Keluarga
Pengertian-pengertian
keluarga sangat banyak. Ada pengertian keluarga secara umum dan ada
juga pengertian keluarga menurut para ahli.
Pengertian
keluarga secara umum, keluarga adalah Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Sedangkan pengertian keluarga menurut para ahli sangat banyak, diantaranya:
1. Menurut Duvall dan Logan (
1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Menurut Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Menurut Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
3. Menurut Narwoko
dan Suyanto
Keluarga adalah
lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya
berkembang. Di masyarakat mana pun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan
manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam
kehidupan individu.
Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil
yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Sehingga
keluarga itu terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Keluarga Kecil atau
“Nuclear Family”
Keluarga inti adalah
unit keluarga yang terdiri dari suami, isteri, dan anak-anak mereka; yang
kadang-kadang disebut juga sebagai “conjugal”-family.
b. Keluarga Besar
“Extended Family”
Keluarga besar
didasarkan pada hubungan darah dari sejumlah besar orang, yang meliputi orang
tua, anak, kakek-nenek, paman, bibi, kemenekan, dan seterusnya. Unit keluarga
ini sering disebut sebagai ‘conguine family’ (berdasarkan pertalian darah).
- Macam-macam
Fungsi Keluarga
* Macam-macam fungsi
keluarga:
a. Fungsi
Biologis
Dengan fungasi ini
diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan
bagi anak-anaknya. Persiapan perkawinan
yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak-anaknya dapat berbentuk
antara lain pengetahuan tantang kehidupan sex bagi suami istri, pengetahuan
mengatur rumah tangga bagi sang istri, tugas dan kewajiban bagi suami,
memelihara pendidikan bagi anaak-anak dan lain-lain.
Dengan persiapan deperti ini dapat terbentuk keluarga yang harmonis dan berpengaruh baik bagi kehidupan bermasyarakat.
b. Fungsi Pemeliaharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya terlindung dari gangguan-gangguan sebagai berikut :
1) gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah;
2) gangguan penyakit denagan menyediakan obat-obatan;
3) gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar tembok dan lain-lain.
Dengan persiapan deperti ini dapat terbentuk keluarga yang harmonis dan berpengaruh baik bagi kehidupan bermasyarakat.
b. Fungsi Pemeliaharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya terlindung dari gangguan-gangguan sebagai berikut :
1) gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah;
2) gangguan penyakit denagan menyediakan obat-obatan;
3) gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar tembok dan lain-lain.
c. Fungsi Ekonomi
Keluarga barusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu :
1) Kebutuhan makan dan minum
2) Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
3) Kebutuhan tempat tinggal.
d. Fungsi Keagamaan Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e. Fungsi Sosial
Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa yag disebut sosialisasi. Dalam fungsi ini juga harus ada pewarisan kebudayaan dan nilai-nilainya, misalnya : sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik buruknya perbuatan dan lain-lain. Dengan melalui nasihat dan larangan, orang tua menyampaikan norma-norma hidup tertentu dalam bertingkah laku.
Keluarga barusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu :
1) Kebutuhan makan dan minum
2) Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
3) Kebutuhan tempat tinggal.
d. Fungsi Keagamaan Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e. Fungsi Sosial
Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa yag disebut sosialisasi. Dalam fungsi ini juga harus ada pewarisan kebudayaan dan nilai-nilainya, misalnya : sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik buruknya perbuatan dan lain-lain. Dengan melalui nasihat dan larangan, orang tua menyampaikan norma-norma hidup tertentu dalam bertingkah laku.
f. Fungsi
Pendidikan
Fungsi Pendidikan,
dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan
kedewasaan dan masa depan anak.
g. Fungsi Sosialisasi
Fungsi Sosialisasi
anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik.
h. Fungsi Perlindungan
Fungsi Perlindungan
dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga
merasa terlindung dan merasa aman.
i. Fungsi Perasaan
Fungsi Perasaan
dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana
anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama
anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
* Selain itu menurut
peraturan pemerintah nomor 21 tahun 1994, ada 8 fungsi keluarga, yaitu:
1. Fungsi Keagamaan
Dalam keluarga dan
anggotanya fungsi ini perlu didorong dan dikembangkan agar kehidupan keluarga
sebagai wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insan
agamis yang penuh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Fungsi Sosial
Budaya
Fungsi ini memberikan
kesempatan kepada keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengembangkan kekayaan
budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan, sehingga dalam hal ini
diharapkan ayah dan ibu untuk dapat mengajarkan dan meneruskan tradisi,
kebudayaan dan sistem nilai moral kepada anaknya.
3.
Fungsi Cinta kasih
Hal
ini berguna untuk memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan
anak, suami dengan istri, orang tua dengan anaknya
serta hubungan kekerabatan antar generasi, sehingga keluarga menjadi wadah
utama bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin. Cinta
menjadi pengarah dari perbuatan-perbuatan dan sikap-sikap yang bijaksana.
4. Fungsi
Melindungi
Fungsi ini dimaksudkan
untuk menambahkan rasa aman dan kehangatan pada setiap anggota keluarga.
5. Fungsi
Reproduksi
Fungsi yang merupakan
mekanisme untuk melanjutkan keturunan yang direncanakan dapat menunjang
terciptanya kesejahteraan manusia di dunia yang penuh iman dan takwa.
6. Fungsi Sosialisasi
dan Pendidikan
Fungsi yang memberikan
peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian
dengan alam kehidupannya di masa yang akan datang.
7. Fungsi
Ekonomi
Sebagai unsur
pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga.
8. Fungsi
Pembinaan Lingkungan
Memberikan kepada
setiap keluarga kemampuan menempatkan diri secara serasi, selaras, seimbang
sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan yang berubah secara dinamis.
Individu, keluarga dan
masyarakat
- Pengertian Keluarga
1. Duvall dan Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang
dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih
individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya.
3. Departemen Kesehatan RI ( 1988
) :
Keluarga merupakan unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa
karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih
individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya
hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi
satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak,
kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan
dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan
sosial anggota.
KELUARGA
Keluarga berasal dari bahasa
sansekerta kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok
kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah, bersatu.
Keluarg inti(”nuclear family”)
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak
mereka. Keluarga merupakan unit satuan masyarakat terkecil sekaligus
merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat.
Menurut Sigmund Freud, keluarga
terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Sedangkan menurut Durkhem,
keluarga adalah lembaga social sebagai hasil factor-faktor politik, ekonomi,
dan lingkungan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa
keluarga merupakan atau kelompok orang yang mempunyai hubungan darah dan
perkawinan. Terdiri dari:
Keluarga nuklir/inti/batih
(nuclear family) : Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Keluarga tua (extended family) :
Keluarga kekerabatan yang terdiri dari 3 atau 4 keluarga batih yang terikat
oleh hubungan orang tua anak atau saudara kandung oleh suatu tempat tinggal
bersama yang besar.
Keluarga Individu tersebut
merupakan salah satu keturunan.
- Pengertian Masyarakat
Masyarakat merupakan salah satu
satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya
adalah society , sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab
Syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti
saling bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi.
Masyarakat adalah suatu kelompok
manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang
sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Ada beberapa pengertian
masyarakat :
a. Menurut Selo Sumarjan (1974)
masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang
menghasilkan kebudayaan
b. Menurut Koentjaraningrat
(1994) masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas
yang sama.
c. Menurut Ralph Linton (1968)
masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam
waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama
dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
d. Menurut Karl Marx, masyarakat
adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau
perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi
secara ekonomi
e. Menurut Emile Durkheim,
masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan
anggotanya.
f. Menurut Paul B. Horton &
C. Hunt, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup
bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu,
mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam
kelompok / kumpulan manusia tersebut
Tatanan kehidupan, norma-norma
yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam
lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang
memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
- Membedakan
antara kelompok masyarakat non industri dengan masyarakat industri
Menilik kenyataan di
lapangan,suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. Bisa juga
berlatar belakang suku.Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat,
dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat
modern).
Masyarakat sederhana. Dalam
lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung
dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin,
nampaknya berpngkal tolak dari kelemahan dan
kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi
tantangan alam yang buaspada saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaan yang
berat-berat seperti berburu, menangkap ikan di laut, menebang pohon, berladang
dan berternak. Sedangkan kaum wanita melakuakan pekerjaann yang ringan-ringan
seperti mengurus rumah tangga, menyusui dan mengasuh anak-anak ,merajut,
membuat pakaian, dan bercocok tanam.
Masyarakat Maju. Masyarakat maju
memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan kelompok
organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan
serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Organisasi kemasyarakatan tumbuh
dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada cakupan nasional, regional
maupun internasional.
Dalam lingkungan masyarakat maju,
dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat
industri.
1) Masyarakat Non Industri
Secara garis besar, kelompok
nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi
dua golongan yaitu :
a. Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi
antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer
ini juga disebut kelompok “face to face group”, sebab para anggota sering
berdialog bertatap muka. Sifat interaksi dalam kelompok primer bercorak
kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja dan tugas pada
kelompok menenerima serta menjalankannya tidak secara paksa, namun berdasarkan
kesadaran dan tanggung jawab para anggota secara sukarela.
Contoh-contohnya : keluarga,
rukun tetangga, kelompok agama, kelompok belajar dan lain-lain.
b. Kelompok sekunder
Antaran anggota kelompok
sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat
kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, antaranggota
kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasiomnal dan objektif.
Para anggota menerima pembagian
kerja/tugas berdasarkan kemampuan dan keahlian tertentu, disamping itu dituntut
pula dedikasi. Hal-hal tersebut dibutuhkan untuk mencapai target dan tujuan
tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama
disepakati. Contohnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja/buruh,
organisasi profesi dan sebagainya.
Kelompok sekunder dapat dibagi dua yaitu : kelompok resmi (formal group)
dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah
kelompok tidak resmi tidak berststus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran
Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) seperti lazim berlaku pada kelompok
resmi.
2) Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi
pembagian kerja sebagi dasar untuk mengklarifikasikan masyarakat, sesuai dengan
taraf perkembangannya, tetapi ia lebih cenderung memergunakan dua taraf klarifikasi,
yaitu sederhana dan yang kompleks. Masyarakat yang berada di antara keduanya
daiabaikan (Soerjono Soekanto, 1982 :190).
Jika pembagian kerja bertambah
kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat bertambah tinggi. Solidaritas
didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok
masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis juga menjadi cirri
dari bagian/kelompok-kelompok masyarakat industri dan diartikan dengan
kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada
batas-batas tertentu.
Contoh-contohnya : tukang sepeda,
tukang sandal, tukang bubur, dsb(5).
Manusia sebagai makhluk individu
dalam arti tidak dapat di pisahkan antara jiwa dan raganya, dalam proses
perkembangannya perlu keterpaduan antara perkembangan jasmani maupun rohaninya.
Sebagai makhluk sosial seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling
membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan
hubungan sosial di tengah–tengah masyarakat.
Keluarga dengan berbagai fungsi
yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses
sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan
terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi. Sebagai bagian yang tak
terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan
masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi
seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat
yang ada, sehingga seorang individu
menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan melakukan
hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk.
Masyarakat adalah
kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk
kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama.
Masyarakat adalah tempat kita
bisa melihat dengan jelas
proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat
terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi
tersebut.
Individu yang berada dalam
masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks budaya tertentu. Pada
tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan bermakna, artinya
akan dengan mudah dirumuskan gejala – gejalanya. Karena di sini akan terlibat
individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial
sebagai perwujudan anggota kelompok atau
anggota masyarakat(6).
Aspek individu, keluarga,
masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Yakni, tidak
akan pernah ada keluarga dan masyarakat apabila tidak ada individu. Sementara
di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu
membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat
mengekspresikan aspek sosialnya serta menumbuhkembangkan perilakunya. Karena
tak dapat dipungkiri bahwa perilaku sosial suatu individu tersebut bergantung
dari keluarga dan masyarakat disekitarnya. Keluarga sebagai lingkungan pertama
seorang individu memiliki peran paling besar dalam pembentukan sikap suatu
individu, sedang masyarakat merupakan media sosialisasi seorang individu dalam
menyampaikan ekspresinya secara lebih luas. Sehingga dapat menjadi suatu tolak
ukur apakah sikapnya benar atau salah dalam suatu masyarakat tersebut.
Laju pertumbuhan
industri-industri berakibat memisahkan pekerja dengan majikan menjadi lebih
nyata dan timbul konflik-konflik yang
tak terhindarkan, kaum pekerja membuat serikat-serikat kerja/serikat buruh yang
diawali perjuangan untuk memperbaiki kondisi kerja dan upah. Terlebih setelah
kaum industralis mengganti tenaga manusia dengan mesin.
Interaksi Antara Individu,
Keluarga Dan Masyarakat
Seorang individu barulah individu
apabila pola prilakunya yang khas dirinya diproyeksikan pada suatu lingkungan
social yang disebut masyarakat.
Gambaran mengenai relasi individu
dengan lingkungan sosialnya:
a) relasi individu dengan dirinya
b) relasi individu dengan
keluarga
c) relasi individu denganlembaga
d) relasi individu dengan
komunitas
e) relasi individu dengan
masyarakat
f) relasi individu dengan
nasional
Hubungan antara
Individu keluarga dan masyarakat
- Makna Individu
Manusia adalah makhluk
individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak
dapat dipisah-pisahkan antar jiwa dan raganya.
Para ahli psikologi
modrn menegaskan bahwa manusia itu merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang
kegiatannya sebagai kesatuan. Kegiatan manusia sehari-hari merupakan keseluuhan
jiwa raganya. Bukan hanya kegiatan alat-alat tubuh saja, atau bukan hanya
aktifitas dari kemampuan-kemampuan jiwa satu-persatu terlepas daripada yang
lain.
Pendapat lain bahwa
manusia sebagai makhluk individu, tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan
jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang itu merupakan
pribadi (individu) yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk
kecakapan-kecakapan serta kelemahan-kelemahannya. Sehubungan dengan itu,
Fallport merumuskan kepribadian manusia sebagai makhluk individu adalah sebagai
berikut : kepribadian adalah organisasi dinamis daripada system-sistem
psycho-physik dalam individu yang turut menetukan cara-caranya yang unik (khas)
dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.
Untuk menjadi individu
yang “mandiri” harus melalui proses. Proses yang dilaluinya adlah proses
pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama. Karakter
yang khas itu terbentuk dalam lingkungan keluarga secara bertahap dan akan
mengendap melalui sentuhan-sentuhan interaksi : etika, estetika, dan moral agama.
Menurut Siegmund Freud, superego pribadi manusia sudah mulai terbentuk pada
saat manusia berumur 5-6 tahun.
- Makna Keluarga
Keluarga adalah
merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga
merupakan sebuah grup yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita,
perhubungan mana sedikit berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan
anak-anak. Jadi, keluarga dalam bentuk murni merupakan suatu kesatuan sosial
mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana dsaja dalam satuan masyarakat
manusia.
- Makna Masyarakat
Mengenai arti
masyarakat, ada beberapa definsi mengenai masyarakat itu, seperti :
1. R. Linton :
masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan
bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir
tentang diriny sebagai satu keatuan social dengan batas-batas tertentu.
2. M.J. Herskovit :
masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu
cara hidup tertentu.
3. J.L. Gillin dan
J.P. Gillin : masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu
meliputi pengelompokan yang lebih kecil, yang mempunyai perhubungan yang erat
dan teratur.
4. S.R. Steinmetz :
masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokan
manusia yang lebih kecil, yang mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.
5. Hasan Shadily :
masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, dengan atau
karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan
satu sama lain.
Mengingat definisi
masyarakat di atas, maka dapat di ambil kesimpulan, bahwa masyarakat harus
mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
a. Harus ada
pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
b. Telah bertempat
tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah tertentu.
c. Adanya aturan atau
undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan
bersama.
Dapatlah kita
membedakan pengertian antara individu sebagai perseorangan dan individu sebagai
makhluk sosial. Individu perseorangan berarti individu berbeda dalam keadaan
tidak berhubungan dengan individu lainnya. Atau dengan kata lain : individu yang
sedang dalam keadaan memutuskan hubungannya dengan alam sekitarnya, khususnya
masyarakat.
Sedang individu
sebagai makhluk sosial berarti individu yang sedang mengadakan hubungan dengan
alam sekitarnya, khususnya masyarakat. Di sini kita dapati manusia dengan sadar
menghubungkan sikap tungkah laku dan perbuatannya denagan individu lainnya.
Sehingga terbentuklah suatu kelompok yang besar, dan apabila kelompok-kelompok
itu berjalan konstan, maka itulah yang disebut masyarakat.
- Hubungan antara Individu keluarga
dan masyarakat
Individu merupakan bagian
terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian
yang lebih kecil. Umpama keluarga sebagai kelompok sosial yang terkecil terdiri
dari ayah, ibu dan anak. Ayah merupakan individu yang sudah tidak dapat dibagi
lagi, demikian pula Ibu. Anak masih dapat dibagi sebab dalam suatu keluarga
jumlah anak dapat lebih dari satu(1).
Selanjutnya, perkembangan manusia
sebagai makhuk individu yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan
dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia
merupakan keseluruhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas tersendiri.
Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa
pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju, lebih
dewasa. Timbul berbagai pendapat dari berbagai aliran mengenai pertumbuhan.
Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan
pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah
bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada
pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan
asosiasi. Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu
terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh
timbal balik dari pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang
menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri
yang menimbulkan sensation.
Menurut aliran psikologi gestalt
pertumbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok
adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian
dari keselurhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi
menurut proses ini keselurhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul
bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses
perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yangsemula
mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari
lingkungan yang ada.
Konsep aliran sosiologi tentang
pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses
perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap
demi tahap disosialisasikan.
Urbanisasi
- Urbanisasi
adalah
perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi
adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang
tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan
kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang
signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan,
fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain
sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan
keluarnya.
Berbeda
dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti
persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari
desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri
dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi
penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk
tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan
penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.
Untuk
mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang
biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi
media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh
tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor
pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik
perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian
contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi
perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
Proses Terjadinya Urbanisasi di
karenakan faktor urbanisasi, antara lain factor – factor urbanisai di bagi
menjadi 3 yakni :
A.
Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
1.
Kehidupan kota yang
lebih modern
2.
Sarana dan prasarana
kota lebih lengkap
3.
Banyak lapangan
pekerjaan di kota
4.
Pendidikan sekolah dan
perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
B.
Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
1.
Lahan pertanian semakin
sempit
2.
Merasa tidak cocok
dengan budaya tempat asalnya
3.
Menganggur karena tidak
banyak lapangan pekerjaan di desa
4.
Terbatasnya sarana dan
prasarana di desa
5.
Diusir dari desa asal
6.
Memiliki impian kuat
menjadi orang kaya
C.
Keuntungan Urbanisasi
1.
Memoderenisasikan warga
desa
2.
Menambah pengetahuan
warga desa
3.
Menjalin kerja sama yang
baik antarwarga suatu daerah
4.
Mengimbangi masyarakat kota
dengan masyarakat desa
D.
Akibat urbanisasi
1.
Terbentuknya suburb tempat-tempat
pemukiman baru dipinggiran kota
2.
Makin meningkatnya tuna
karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
3.
Masalah perumahan yg
sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
4.
Lingkungan hidup tidak
sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar