ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN
Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu
dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup
merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro
yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke
level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur
juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara
kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi
surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam
lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen
abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti
tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik
adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan
mikro-organisme (virus dan bakteri).
Ilmu yang mempelajari lingkungan
adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu
biologi.
Ada
dua arus yang mempengaruhi kehidupan manusia: teknik dan alam. Teknik merupakan
alat bantu yang dengan cepat dapat diterapkan kalau proses biologis dirasakan
terlalu lamban. Berkat teknik itu, kehidupan manusia abad industri kini lebih
sejahtera dibanding abad-abad sebelumnya. Akan tetapi, penerapan teknik dapat
menimbulkan akibat-akibat sampingan, baik biologis, psikologis, maupun
ekologis. Teknik dapat menimbulkan pencemaran dan perusakan peredaran
kehidupan, perampasan sumber-sumber alam, yang pada akhirnya mampu membahayakan
kehidupan. Arsitektur dan Lingkungan, menyadarkan kita akan perlunya merubah
haluan, berpikir secara baru. Arsitektur dan pembangunan perumahan haruslah
menuju keselarasan hubungan manusia, alam, dan lingkungan hidupnya. atau
Arsitektur dan pembangunan perumahan haruslah menuju ke keselarasan hubungan manusia,
alam dan lingkungan hidupnya. Gaya arsitektur seperti apa itu?
Arsitektur Biologis, Penghubung Manusia
dengan Lingkungan Hidup
Pada abad ke-8, para seniman bangsa
Indonesia telah mencoba memvisualkan mitologi tentang kalpataru dalam bentuk
relief di Candi Mendut. Dalam mitologinya, kalpataru disebutkan sebagai pohon
kehidupan atau pohon hayati. Siapapun yang memakan buah pohon kalpataru, maka
dia akan bisa hidup abadi. Dari mitologi inilah kemudian pemerintah Indonesia
melalui Kementerian Lingkungan Hidup pada 1982 menggali makna kalpataru dan
merekontekstualisasinya sebagai pesan untuk pelestarian lingkungan hidup.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) kemudian memperoleh ide untuk logo
organisasinya dari relief kalpataru di Candi Mendut. Terkait dengan pelestarian
lingkungan, para tokoh intelektual Bali juga telah merumuskan konsep Tri Hita
Karana yang bermakna universal. Secara filosofi, Tri Hita Karana menyangkut
hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesamanya, manusia dengan mahluk
lain dan alam lingkungannya.
MENJELANG akhir abad ke-20, para ahli dan peneliti lingkungan
menemukan adanya "lubang" pada lapisan ozon di antariksa kutub
selatan, kutub utara, dan pengikisan lapisan ozon di atmosfir Eropa timur,
sebagian penduduk di bumi pun mulai cemas terhadap akan terjadinya pemanasan
global.
Menghadapi masalah ini, para
desainer di seluruh dunia yang terhimpun dalam berbagai organisasi profesi
sesuai dengan wilayahnya, kemudian membuat kesepakatan dalam mendesain harus
memperhatikan ketentuan yang disebut "Green Code of Engineers".
Maksud kesepakatan ini adalah agar para desainer dalam membuat desain selalu
memperhatikan lingkungan hidup dan pemeliharaan alam. Dalam mewujudkan
desainnya, mereka diharapkan menggunakan bahan-bahan imitasi atau yang bisa
didaur ulang, demi keselamatan alam dan hutan tropis.
Karena itu, Himpunan Desainer
Interior Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Masyarakat Desain Wilayah Asia
Pasifik (APSDA) juga wajib menjaga keselamatan alam dan hutan tropis Indonesia.
Agar tidak terlalu banyak mengganggu masalah lingkungan, maka para desainer
interior diharapkan lebih menekankan "unsur manusiawi" dalam
perancangannya. Sebab, rancangan ruang memang seharusnya lebih memikirkan
manusia sebagai penggunanya.
Dalam kongres APSDA d Tanah Lot awal
Oktober 2000, diangkatlah tema "Humanizing the Space". Dengan tema
ini, diharapkan setiap desainer interior dalam berkarya wajib memberikan
sentuhan manusiawi pada ruang hunian manusia. Sentuhan manusiawi ini antara lain
dapat diwujudkan dalam pemilihan warna ruang yang sangat berkaitan dengan
masalah psikologis manusia -- pengguna ruang tersebut.
Arsitektur Biologis
Salah satu upaya agar rancang bangun
sebuah karya arsitektur senantiasa memperhatikan aspek lingkungan dan dapat meningkatkan
kualitas kehidupan adalah konsep arsitektur biologis. Istilah arsitektur
biologis diperkenalkan oleh beberapa ahli bangunan, antara lain Prof. Mag.arch,
Peter Schmid, Rudolf Doernach dan Ir. Heinz Frick. Arsitektur biologis berarti
ilmu penghubung antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan. Arsitektur
biologis mempelajari pengetahuan tentang hubungan integral antara manusia dan
lingkungan hidup.
Ribuan tahun lamanya manusia telah
berjuang untuk menguasai alam. Jiwa dan raganya tidak jarang dipertaruhkan.
Setidak-tidaknya kini manusia telah mulai menguasai alam lewat bantuan
teknologi. Teknologi modern merupakan alat yang dengan cepat dapat membantu
mensejahterakan kehidupan manusia, dibandingkan teknologi di abad-abad sebelum
terjadinya revolusi industri. Proses biologis dianggap terlalu lamban untuk
bisa mensejahterakan kehidupan. Namun, teknologi modern ternyata menimbulkan
efek-efek samping yang bersifat biologis, psikologis, maupun ekologis. Semua
itu nantinya bisa menimbulkan ancaman bagi alam dan membahayakan kehidupan.
Di sinilah pentingnya pemahaman
pengetahuan arsitektur dan lingkungan, yang bisa menyadarkan setiap insan untuk
berpikir secara baru. Arsitektur dan pembangunan perumahan haruslah menuju
keselarasan hubungan manusia, alam dan lingkungan hidupnya. Dalam hal ini,
arsitektur biologis akan mempergunakan teknologi alamiah untuk menetrasi
keadaan kritis alam yang sudah mulai terancam.
Melalui konsep arsitektur biologis,
para arsitek diajak memahami rumah sebagai sebuah bangunan organis, untuk
meningkatkan kualitas kehidupan. Kualitas bangunan dengan bagian-bagian
material dan rohani menentukan kualitas lingkungan hidup manusia. Bahan-bahan
bangunan yang digunakan dalam mewujudkan arsitektur biologis adalah bahan-bahan
bangunan dari alam. Bahan bangunan alam yang dapat dibudidayakan lagi,
digunakan dalam arsitektur biologis, seperti kayu, bambu, rumbia,
alang-alang dan ijuk. Bahan bangunan alamiah yang dapat digunakan lagi menjadi
bangun alamiah yang dapat digunakan lagi menjadi bangun arsitektural adalah
tanah liat, tanah lempung dan batu alam. Sedangkan bahan bangunan alam yang
diproses pabrik atau industri adalah batu artifisial yang dibakar (batu merah),
genting flam, genting pres dan batu-batuan pres (batako).
Perencanaan arsitektur biologis
senantiasa memperhatikan konstruksi yang sesuai dengan tempat bangunan itu
berada. Teknologinya sederhana, bentuk bangunannya pun ditentukan oleh fungsi
menurut kebutuhan dasar penghuni dan cara membangunnya. Bentuk bangunan
ditentukan oleh rangkaian bahan bangunannya. Konstruksi bangunan yang digunakan
ada yang bersifat masif (konstrtuksi tanah, tanah liat dan lempung), berkotak
(konstruksi batu alam dan batu-batu merah), serta konstruksi bangunan rangka
(kayu dan bambu). Atas dasar pengetahuan tentang bahan bangunan tersebut,
akhirnya tercipta bentuk-bentuk bangunan yang berkaitan dengan sejarah
arsitektur.
Arsitektur Tradisional
Arsitektur tradisional merupakan
contoh dari arsitektur biologis. Arsitektur ini mencerminkan suatu cara
kehidupan harmonis, asli, ritmis dan dinamis, terjalin antara kehidupan manusia
dan lingkungan sekitar secara keseluruhan. Arsitektur tradisional dibangun
dengan cara yang sama dari generasi ke generasi berikutnya. Arsitektur ini
cocok dengan iklim daerah setempat dan masing-masing suku bangsa di Indonesia
rupanya telah memiliki arsitektur tradisional.
Bentuk awal rumah bangsa Indonesia
pada zaman dulu kiranya masih dapat dilihat di daerah-daerah pedalaman, seperti
di Irian Jaya (Papua). Arsitektur yang dimiliki suku Korowai di Merauke
misalnya, meskipun dibangun di atas pohon, tetapi kehidupan dan perencanaan
bangunan suku ini selaras dengan alam. Mereka masih menggunakan peralatan dari
batu karang dan kayu. Rumah yang dibangun di atas pohon ini paling tidak
menghabiskan waktu 2 tahun untuk penyelesaiannya, dan bisa menampung 4-5
keluarga. Dinding rumah dibuat dari pelepah daun nipah, pohon penghasil sagu.
Alas rumah dari kulit kayu balsa yang diserut dengan pisau karang.
Bentuk perkampungan dan perumahan di
Bali juga mencerminkan suatu cara kehidupan harmonis antara manusia dan alam.
Bentuk bangunannya disesuaikan dengan fungsi dan aktivitas penghuni.
Bahan-bahan bangunannya berasal dari bahan alami dan dibentuk dengan bantuan
konstruksi yang memperhatikan iklim setempat.
Ahli biologi dan arsitek Rudolf
Doernach kelahiran Stuttgart-Jerman, melihat ada kecenderungan dan dorongan
kuat, bahwa setiap negara di dunia kini berusaha membangun permahan dan kota
masa depan yang memperhatikan masalah penyelamatan lingkungan. Pengotoran udara
oleh industri dan kepadatan penduduk di perkotaan, sangat menghantui banyak
negara di dunia. Arsitektur biologis adalah alternatif untuk memperingan
kerusakan lingkungan akibat kemajuan teknologi. Disarankan, pembangunan
lingkungan harus terdiri dari dinding dan atap hidup yang menyediakan oksida
dan energi.
Pendidikan arsitektur barat
sebenarnya kurang tepat diterapkan di negara-negara berkembang seperti
Indonesia yang memiliki latar belakang kebudayaan berbeda-beda. Karena itu, arsitektur
biologis lebih mudah berkembang di Indonesia. Arsitektur barat modern yang
dibangun dengan teknologi tinggi, lebih sering merusak dasar kehidupan manusia
dan lingkungan alamnya.
Arsitektur biologis pada dasarnya
dibangun dari pembangunan yang bersifat biologis dan berakhir pada pemikiran
baru yang lebih mendalam. Dia bersifat ekologis, alternatif dan tertuju kepada
masa depan dengan kehidupan, pendidikan dan pemukiman yang seimbang dengan
alam.
Arsitektur
ekologi
prinsip arsitektur yang ekologis
secara keseluruhan, yaitu perencanaan dan pembangunan rumah yangseimbang dengan
alam, yang menyembuhkan badan manusia dan memberi tempat perlindungan bagi jiwa
manusia sehingga kita bisa hidup dalam keselarasan dengan lingkungan alam. bagi para arsitek dan perencana untuk
memperhatikan dan melestarikan lingkungan alam di bidang pembangunan.
Arsitektur
ekologis merupakan pembangunan
berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin.
Infolingkungan
Kualitas arsitektur
biasanya sulit diukur, garis batas antara arsitektur yang bermutu dan yang
tidak bermutu. Kualitas arsitektur biasanya hanya memperhatikan bentuk bangunan
dan konstruksinya, tetapi mengabaikan yang dirasakan sipengguna dan kualitas
hidupnya. Apakah pengguna suatu bangunan merasa tertarik.
Pola
Perencanaan Eko-Arsitektur selalu memnfaatkan alam sebagai berikut :
·
Dinding, atap sebuah gedung sesuai
dengan tugasnya, harus melidungi sinar panas, angin dan hujan.
·
Intensitas energi baik yang
terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan saat pembangunan harus seminal
mungkin.
·
Bangunan sedapat mungkin diarahkan
menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alam
tanpa kesilauan
·
Dinding suatu bangunan harus dapat
memberi perlindungan terhadap panas. Daya serap panas dan tebalnya dinding
sesuai dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya. Bangunan yang
memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.
Cara membangun
yang menghemat energi dan bahan baku 1. Perhatian pada iklim setempat
Penggunaan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim Pembangunan yang menghemat
energi Orientasi terhadap sinar matahari dan angin Penyesuain pada perubahan
suhu siang-malam
2. Subsitusi
sumber energi yang tidak dapat diperbaharui Meminimalisasi penggunaan energi
untuk alat pendingin Menghemat sumber energi yang tidak dapat diperbaharui
Optimalisasi penggunaan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui saha
memajukan penggunaan energi alternatif Penggunaan energi surya
3. Penggunaan
bahan bangunan yang dapat dibudidayakan dan yang menghemat energi Memilih bahan
bahan bangunan menurut penggunaan energi Menghemat sumber bahan mentah yang
tidak dapat diperbaharui Minimalisasi penggunaan sumber bahan yang tidak dapat
diperbaharui Upaya memajukan penggunaan energi alternatif Penggunaan kembali
sisa-sisa bangunan (limbah)Optimalisasi bahan bangunan yang dapat dibudidayakan
4. Pembentukan
peredaran yang utuh di antara peneyediaan dan pembuangan bahan bangunan,
energi, dan air Gas kotor, air limbah, sampah, dihindari sejauh mungkin
Menghemat sumberdaya alam (Udara, air, dan tanah)Perhatian pada bahan mentah
dan sampah yang tercemar erhatian pada peredaran air bersih dan limbah air
5. Penggunaan
teknologi tepat guna yang manusiawi Memanfaatkan/ mengguanakan bahan bangunan
bekas pakai. Menghemat hasil produk bahan bangunan.Mudah dirawat dan dipelihara
Produksi yang sesuai dengan pertukangan hipotesis Gaia
Yang paling
berpengaruh dasar perencanaan arsitektur masa depan adalah Hipotesis Gaia
sebagai berikut : Kehidupan bukan menciptakan lingkungan menurut
kebutuhannya, dan kehidupan bukan faktor penentu, melainkan sistem keseluruhan
termasuk lingkungan dan kehidupan,
Hipotesis ini
kemudian dibuktikan karena organisme-organisme dan lingkungan fisik kimia dalam
evolusinya yang berhubungan erat sehingga bumi papat dianggap sebagai machluk
hidup, sebagai organik yang mengatur suhu, iklim dan susunan kimia. Perencanaan
benda apapun yang dihasilkan melalui kecerdasan manusia adalah bagian mikrokosmos.
Cara kehidupan manusia sangat erat kaitannya dengan kehidupan machluk-machluk
lainnya. Kerusakan bumi yang dikaibatkan oleh manusia di muka bumi ini akan
menyakiti bumi sebgai Gaia dan akan menghancurkan dasar kehidupan manusia.
Pencahayaan dan Warna
Pencahayaan dan
pembayangan akan memengaruhi orientasi dalam ruang. Bagian ruang yang tersinari
dan yang dalam keadaan gelap akan menentukan nilai psikis yang berhubungan
dengan ruang, Cahaya matahari memberi kesan vital dalam ruang, terutama jika
cahaya matahari masuk dari jendela yang orientasinya terhadap mata angin.
Perpaduan antara cahaya, warna dan bayangan dapat menciptakan suasana yang
mendukung kehidupan lewat kelenjar hormon, epiphisis dan hipothalamus yang
semuanya terdapat simultan dari cahaya.
Di alam
pencahayaan selalu berasal dari atas yaitu matahari. Pencahayaan mata hari di
daerah tropis mengandung gejala sampingan dengan sinar panas, maka daerah
tropis manusia menganggap ruang yang agak gelap sebagai kesejukan, akan tetapi
untuk ruang kerja ketentuan tersebut melawan kebutuhan cahaya untuk mata
manusia.
Berhubung
pencahayaan buatan dengan bola lampu dan sebagainya mempegaruhi kesehatan
manusia, maka dibutuhkan pencahayaan alam yang terang tanpa silau dan tanpa
sinar panas. Untuk memenuhi tuntutan yang berlawanan ini maka sebaiknya sinar
matahari tidak diterima langsung secara langsung melainkan dipantulkan terlebih
dahulu ke dalam air kolam, lantai atau lewat langit-langit bangunan.
Pencahayaan alam mengandung efek penyembuhan dan meningkatkan kretivitas
manusia.
Kenyamanan dan
kretivitas dapat juga dipengaruhi oleh warna. Oleh sebab itu warna adalah salah
satu cara untuk memengaruhi ciri khas suatu ruang atau gedung. Badan manusia
bereaksi sangat sensitif terhadap rangsangan dari masing-masing warna.Setiap
warna memiliki frequensi tertentu, maka pengaruhnya atas badan manusia menjadi
berbeda pula.
·
Warna ungu indigo memiliki frequensi
tertinggi yaitu 750 Thz
·
Warna biru memiliki frequensi
tertinggi yaitu 670 Thz
·
Warna hijau memiliki frequensi tertinggi
yaitu 600 Thz
·
Warna kuning memiliki frequensi
tertinggi yaitu 550 Thz
·
Warna oranye memiliki frequensi
tertinggi yaitu 500 Thz
·
Warna merah memiliki frequensi
tertinggi yaitu 430 Thz
Masing-masing
warna memiliki ciri khusus yaitu sifat warna, sifat cahaya dan kejenuhan
(intensitas sifat warna). Makin jenuh atau kurang bercahaya suatu warna akan
makin bergairah, sebaliknya hawa nafsu dapat ditingkatkan dengan penambahan
cahaya.
Alat vital
manusia juga memiliki warna : Jantung (hijau) ; solarplexus (kuning);
lambung (orange); ari-ari (merah); pangkal tenggorok (biru mudah); kemaluan
(indigo); ujung atas kepala (ungu). Warna juga memiliki arti antara lain :
·
Warna kuning artinya penolak rasa
mengantuk
·
Warna biru artinya penolak rasa
sakit/ penyakit
·
Warna Hitam artinya penolak rasa
lapar
·
Warna Hijau artinya penolak rasa
angkara murka (marah)
·
Warna putih artinya penolak rasa
birahi.
·
Warna orange artinya penolak rasa
takut
·
Warna merah artinya penolak rasa
tenteram
·
Warna ungu artinya penolak rasa
jahat.
Pada praktek
sehari-hari warna juga dapat dimanfaatkan untuk mengubah atau memperbaiki
proporsi ruang secara visual demi peningaktan kenyamanan.
·
Langit-langit rumah yang terlalu
tinggi dapat diturunkan dengan memberi warna hangat dan agak gelap.
·
Langit-langit yang agak rendah
diberi warna putih atau cerah dan diikuti 20 cm dari dinding bagian paling atas
diberi warna putih yang memberi kesan langit-langit seakan-akan melayang dengan
suasana yang sejuk.
·
Warna aktif seperti merah, orange
pada bidang yang luas memberi kesan memperkecil ruang.
·
Ruang yang agak sempit panjang dapat
berkesan pendek dengan memberi warna hangat pada dinding bagian muka, sedang
untuk berkesan luas diberi warna dingin seperti warna putih.
·
Dinding tidak seharusnya dari lantai
diberi warna yang sama, jika dinding bergaris horizontal ruang berkesan
terlindung, sedang vertikal berkesan lebih tinggi.
Sebagai suatu
kesimpulan dapat ditentukan bahwa keseragaman yang menoton adalah racun
keindahan/ kenyamanan.
CONTOH
Green Architecture
Green Architecture adalah sebuah
konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan
alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih
sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam
secara efisien dan optimal.
Hal ini telah dilakukan dengan
pemanfaatan kondisi lingkungan dengan bukaan yag optimal. Di jaman sekarang
jarang ada contoh bangunan yang menggunakan pendekatan green architecture. Kita
mungkin perlu melihat balik kepada aesitektur vernakuler yang banyak mendukung
pendekatan green architecture. Namun perlu disadari bahwa mendesain bangunan
dengan pendekatan green architecture bukan berarti kembali kepada tradisi
tersebut. Hanya sikap terhadap pemilihan material dan sumbernya saja dari
pendekatan arsitektur vernakuler yang perlu diakomodasi di masa depan.
Konsep arsitektur ini lebih
bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat keselarasan yang tinggi
antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang
sangat baik.
Green architecture dipercaya sebagai
desain yang baik dan bertanggung jawab, dan diharapkan digunakan di masa kini
dan masa yang akan datang. Dalam jangka panjang, biaya lingkungan sama dengan
biaya sosial, manfaat lingkungan sama juga dengan manfaat sosial. Persoalan
energi dan lingkungan merupakan kepentingan profesional bagi arsitek yang
sasarannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup.Dalam arsitektur ada banyak
jalan sehingga bangunan dapat dikatakan “green” dan merespon terhadap masalah
pertumbuhan lingkungan. Penyediaan energi yang tidak memadai di negara tropis
(salah satunya penghentian arus listrik secara periodik) dan meningkatnya harga
tinggi di seluruh dunia merupakan tuntutan akan bangunan yang sesuai dengan
iklim, tanpa penyejuk udara mekanis.
PRINSIP-PRINSIP GREEN ARCHITECTURE :
1.
Hemat energy
2.
Memperhatikan kondisi iklim
3.
Penggunaan material bangunan dengan
mempertimbangkan aspek perlindungan ekosistem dan sumber daya alam
4.
Tidak berimplikasi negatif terhadap
kesehatan dan kenyamanan pengguna bangunan
5.
Merespon keadaan tapak dari bangunan
6.
Menerapkan/menggunakan
prinsip-prinsip yang ada secara keseluruhan
POSITIF
DAN NEGATIF DAMPAK PEMBNGUNAN TERHADAP LINGKUNGAN
DAMPAK PEMBANGUNAN
TERHADAP LINGKUNGAN
Pembangunan menimbulkan suatu dampak, baik terhadap makhluq hidup maupun terhadap lingkungan. Dampak terhadap lingkungan antaraq lain adalah terjadinya bencana banjir, kekeringan, erosi tanah, pencemaran lingkungan, matinya beberapa jenis tumbuhan dan hewan.
Pembangunan tersebut erat kaitannya dengan perubahan penggunaan lahan. Apabila terjadi perubahan penggunaan lahan, misalnya di daerah hulu/atas berupa hutan lindung digunakan untuk permukiman atau perumahan sedangkan daerah hilir digunakan untuk industry dan permukiman, maka akan berdampak besar untuk daerah itu sendiri maupun daerah di bawahnya. Terjadi erosi atau longsor di bagian atas/hulu karena terjadi penggundulan hutan yang dialihfungsikan untuk perumahan. Selain itu karena terjadi perubahan penggunaan lahan, juga terjadi kerusakan suatu ekosistem yang menyebabkan habitat tanaman atau binatang rusak. Hal tersebut sangat berdampak kepada beberapa tumbuhan atau hewan yang punya karakter khusus, yaitu hanya dapat bertahan hidup pada daerah dengan keadaan tertentu. Dibagian hilir dapat terjadi banjir karena di bagian hulu telah terjadi alih fungsi lahan dari hutan lindung menjadi permukiman, sehingga daerah diatas akan mengirimkan limpasan sedangkan daerah hilir. Karena daerah hilir juga mengalami perubahan penggunaan lahan, dari kebun menjadi industry maupun permukiman untuk kegiatan ekonomi, sehingga daerah resapan air semakin sedikit. Potensi banjir juga semakin besar.
Kekeringan juga mungkin dapat terjadi akibat pembangunan, dengan penggunaan airtanah yang berlebihan karena pembangunan besar-besaran maka persediaan airtanah semakin sedikit, sementara air hujan yang masuk kedalam tanah lebih lambat dari air yang digunakan/dipompa.
A. DAMPAK POSITIF DAN
NEGATIF
1.
DampakNegatif :
Lahan
terbuka berubah menjadi lahan tertutup.
Area
resapan air menjadiberkurang.
Lahanpertanianberkurang.
2. DampakPositif :
Daerah
tadinyasepijadiramai.
PajakBumidanBangunanjaditinggi.
Hargatanahmenjaditinggi.
Lahanmenjadi
Areal yang tertatarapi.
Terbuka
lapangankerjabarubagipendudukasli.
Terbentuknyasaranadanprasaranabaru.
Terbentukjaringantransportasibaru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar